Selamat Datang
di WEB SITE kami,


Kami seluruh pengurus DWP KBRI Brasilia-DF mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha ESA karena sekarang kami sudah dapat menampilkan seluruh rangkaian kegiatan dari Ibu-ibu Dharma Wanita di KBRI Brasilia- DF dalam rangka mendukung kegiatan yang di lakukan oleh KBRI Brasilia-DF.
Selain itu juga dapat memperlihatkan kebolehan dan kemampuan dari Ibu-ibu dalam mendukung suami sebagai yang dicontohkan oleh pahlawan besar kita Ibu R.A. Kartini.
Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi sumbangan kepada bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai...

PENGURUS - www.dwpkbribrasiliadf.co.cc

Waktu Setempat

Saturday, October 6, 2007

Menyelami Makna sambil Menikmati Ramadhan 2007 di Brasilia

Marhaban ya Ramadhan....


بسمــــــــــم الله الرحمن الرحيم

Kewajiban Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban yang jelas yang termaktub dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan ijma’ kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa diantara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu iaberbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyakkalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.” (Al- Baqarah:183-185)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu ‘Umar)



Sementara itu kaum muslimin bersepakat akan wajibnya puasa Ramadhan. Maka barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertaubat. Kalau mau bertaubat dan mau mengakui kewajiban syari’at tadi maka dia itu muslim kembali. Jika tidak, dia harus dibunuh karena kekafirannya.

Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriyyah. Ini berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat melakukannya selama sembilan kali.

Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah ‘aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib bagi orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada yang melakukannya sampai dia masuk Islam.

Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil sampai dia ‘aqil baligh. ‘Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar air mani (sperma) ketika bermimpi.

Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak wanita ditandai dengan haidh (menstruasi). Maka jika seorang anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah ‘aqil baligh.

Akan tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya seorang anak (yang belum baligh –pent) disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya.

Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, maka tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.



Ramadhan di Brasilia-DF

Barazil adalah negara yang sangat besar, dan mempunyai berbagai macam ras suku bangsa. Negara ini sangat mengagungkan hak azasi manusia, karena pada awalnya di sini banyak terjadi perbudakan. Masih ingat cerita Issaura? Kisah itu cerminan bangsa Brazil dahulu kala. Karena persamaan hak sangat kuat, maka mereka cenderung ramah seperti orang asia. Pertama kali menginjak bumi Brazil, kita seperti dimasukkan dalam tempat yang terasing, karena bahasa internasional seperti Inggris, Perancis atau Jerman tidak populer di sini. Aneh bukan, mereka terdiri dari banyak ras, tetapi bahasa yang mereka kenal hanya bahasa Portugis. Agama Khtolik adalah agama yang terkuat di sini, hampir 90%penduduknya beragama kristen khatolik dan hanya 1 % yang beragama Islam itu tersebar di seluruh negara bagian Brazil kebanyakan mereka keturunan dari timur tengah.
Kebiasaan mereka di sini pada bulan ramadhan pastinya tidak seperti kita di Indonesia, untungnya udara di sini tidak berbeda jauh dari Indonesia. Yang paling bikin Ingat tanah air adalah panggilan sahur lalu diikuti dengan kumandang azan shubuh pasti terdengar setiap kita mulai berpuasa di pagi hari, dan suara beduk Azan magrib untuk berbuka puasa, karena di sini hanya memiliki 1 mesjid besar dan terletak jauh dari lingkungan tempat tinggal kita. Kebetulan di lingkungan KBRI, kaum muslimnya berasal dari berbagai daerah, sehingga rasa kerinduan pada tanah air dapat sedikit terobati. Kebiasaan yang menarik yang dilakukan masrakat Indonesia di Brasilia-DF adalah pada setiap minggu di hari Jum'at dan Sabtu di selenggarakan buka puasa bersama di KBRI. Dengan menu sederhana menghilangkan lapar dahaga dan melepaskan penat setelah bekerja tapi juga menyambung tali silahturahmi, bertambah lengkap kegiatan tersebut kemudian disambung dengan menjalahkan ibadah bersama-sama. Kelihatannya semua harapan terpenuhi dalam menjalankan ibadah puasa di negeri ini. Kebiasaan yang menarik lagi Duta Besar Malaysia dan teman-teman dari kedutaan tersebut ikut merayakannya bersama-sama di KBRI. Bayangkan rasanya cukup ramai , walau pun jauh dari kampung halaman.